Puisi yang Enggak Jadi

21.19 Nurul Fitri 0 Comments

Dear You,
March 19th 2014

Semua tiada terasa indah, namun begitu menyilaukan mata
Terasa bahagia, namun ternyata hampa
Mungkinkah bintang mampu menyapa sang rembulan
Lalu menanyakan hai apa yang kau sayangi?
Tiada mampu hati bertahan, 
Gelap gulita sang malam selalu hadir untuk menemani
Teriakan angin malam mampu mengobati se-onggok perasaan di hati
Lalu saat sang mentari menyinari bumi, dua bola mata dengan lembut menyapa
Menatap keagungan Sang Pencipta

Ketika bumi sudah berputar, apakah akan terasa beda?
Ternyata hanya merisaukan jiwa, Entahlah
Kekuatan apa yang mampu membangkitkan ku?
Bangkit dari semua perasaan yang tiada penyelesaian
Atau semua ini memang hanya fatamorgana belaka bagaikan di gurun pasir 
nan jauh di sana,
Atau memang takdir?

Beribu macam pertanyaan singgah di hati, sampai kapan akan seperti ini, 
Tidakkah terasa oleh Mu bagaimana jiwa ini merasa hampa, 
Sang Pencipta Dunia, sadarkan lah aku atas kesalahan yang sudah kuperbuat
sehingga menyiksa batin, 
Manusia memang sumber kebatilan

Yang ku pertanyakan sekarang adalah apa aku memang pantas masih berada di bumi Mu nan indah ini?
Ataukah aku hanya memenuhi bumi Mu yang luas?
Setelah semua perasaan ku tercabik oleh mereka yang senantiasa aku hormati
Aku ingin lepas, lepas dari semua belenggu ini,
Selalu kucurahkan air mata saat malam hari, namun...
Semua ini begitu membebankan aku,

Keluh kesahku, apakah itu mampu Engkau dengar Wahai Sang Pencipta Yang Agung?
Tentu saja, pertanyaan yang bodoh, 
Engkau Sang Pencipta, Maha Tahu akan segalanya, segala apa yang tersimpan di hati walaupun sudah aku kunci seribu pintu,

Ingin kutemukan kunci kunci pintu ku yang hilang, yang sudah terenggut oleh keserakahan jiwa,
Tapi kenapa sulitnya mencari kunci itu,
yang sebenarnya sudah berada dua langkah di depan,
Rintangan demi rintangan telah aku hadapi, namun aku hanya mampu menapak satu langkah, 
Ada apa dengan langkah kedua yang terasa sungguh berat,

Skenario kehidupan yang indah mungkin, suatu saat nanti, ataukah ini semua bagian dari kepingannya yang memang aku harus mampu menyatukannya suatu saat nanti?
Aku berharap seperti itu, 
Derasnya air terjun Niagara tak mampu menandingi derasnya perasaan yang aku alami saat ini,

Alay itu mungkin kata anak muda zaman sekarang atau mendramatisir keadaan,
mungkin karena ekspresif,
Iya itu cara ku untuk menyampaikan kerisauan di hati,
Namun tak semudah itu orang mampu mengetahui perasaan ku yang sebenarnya
Bahwasanya aku begitu lemah dan rapuh,
yang butuh akan perlindungan, 

Terkadang aku sungguh berkhayal akan adanya seorang yang mampu menjadi superhero ku, 
Ayahku, namun sayang sudah tiada, lalu siapakah yang mampu menjagaku,
menjaga dari jamahan kerasnya dunia,
Ku tak berdaya lagi jika tamparan hidup ini terus menggilas semangatku,
Ingin kutemui sumber semangatku yang sekarang entah berada dimana,
Aku yang belum mampu menemukannya, namun dengan segala daya dan upaya akan aku cari kemana pun dia,
Sungguh ku tak tahu siapa yang mampu nantinya menjadi superhero ku,

Beberapa kali sempat ku berharap kehadiran dia mampu menjadi penguat semangatku,
namun seiring berjalannya waktu dia ternyata hanya pagar tanpa perasaan yang menghalangiku dari gemerlap dunia,
Terasa begitu mencekam, sekarang aku menemukannya lagi,
Dan masih sama, dia bukan yang aku cari

Oh Tuhan dengarkan suara rintihanku, sakit begitu erat mengikatku, 
Sampai kapankah aku mencari dia yang mampu menjadi imam ku?
Yang mampu aku cium tangannya selesai bersimpuh di hadapan MU?
Wahai Maha Segala Nya, izinkan aku untuk membuka tabir kehidupan ku
Mencoba hal yang baru yang Engkau restui,
Terasa Indah saat aku memandang langit Mu yang begitu luas tanpa batas


---NN---



0 komentar:

Silakan saran dan koreksinya. Mulutmu adalah harimau mu, tulisanmu dalah pancaran hatimu

Introduce

23.52 Nurul Fitri 0 Comments

March, 19th 2014

Introduce My Self


Seketika terlintas deg deg an gitu, bahasanya yang lebih tepat apa ya, serangan cinta kali ya,
whahhahah ok di postingan pertama kali ini akan nurul sampaikan. Any way nama saya Nurul Fitriyatin biasa dipanggil Nurul tapi juga sering dipanggil Nenek. Sepintas bakal Nurul kasih tau kenapa bisa dipanggil Nenek. Nurul kelahiran Jogjakarta Agustus 1994, pecinta warna pink, girly, cerewat, bawell, patuh sama peraturan, suka sama cokelat (cemilan wajib). 

Ok Nurul ceritain gimana bisa dipanggil Nenek. Jadi, sewaktu sekolah SMK ya tahun 2009, karena lumayan ngerti bahasa Inggris, kemudian bawel sama temen Nurul si Rasyiqun dipanggil Grandma, terus udah naik kelas ke kelas XI gara gara ada film Upin & Ipin sama si Nana dipanggil Oppa, kelas XII nya jadi Nenek, dan hal itu berlanjut sampai tahun 2014. 
Setiap temen - temen SMS, BBM, WA, atau socmed mereka panggil Nenek. tapi bentar, ada genk namanya 3V  mereka panggil Nurul dengan Princess.
Ahahah, sampai sekarang juga masih sih di panggil Princess, tapi kalo mereka ada maunya.
Sudah biasa.

OK berlanjut, sekarang Nurul seorang mahasiswi semester 3 Fakultas Ekonomi. Ambil kelas karyawan. Senin - Jum'at kerja, sabtunya buat kuliah. Nurul orang yang enggak bisa diem yakali bukan bawel bawel amat juga sih, lalu bukan tipe yang suka berdiam diri di rumah. Travelling itu menyenangkan sekali.


OK cukup sekian....

0 komentar:

Silakan saran dan koreksinya. Mulutmu adalah harimau mu, tulisanmu dalah pancaran hatimu