Jatuh Cinta (Lagi)?

08.52 Nurul Fitri 16 Comments

Malam kesayangan, Pinky. Izinkan aku untuk kembali membuat jari-jariku yang cantik menari di atas papan ketikmu. Hari-hari yang kulewati rasanya bertambah berat. Sungguh aku bukan ingin mengeluh, bukan juga ingin mencerca diriku. Aku hanya ingin menceritakan sekeping kehidupanku.
Bukan salah Tuhan, ini memang salahku, Tuhan sungguhlah baik tau apa yang terbaik untukku bukan yang aku inginkan. Aku yakin pula bahwa Tuhan tidak akan memberi cobaan apabila ciptaannya tidak mampu.

Aku senang menjadi diriku sekarang. Aku punya banyak orang yang sayang padaku. Banyak sekali yang merasa iri padaku (katanya). Namun aku sungguhlah jahat aku masih saja merasa kurang. Aku masih menantikan seseorang yang mampu mengisi ruangan yang kosong di hatiku. Hilir mudik banyak yang singgah namun tak kuberi mereka harapan lebih. Aku bukan bermaksud jahat, akan lebih jahat apabila aku biarkan mereka bersinggah lebih lama dan mereka akan tersakiti. Lebih baik bukan jikalau mereka kupaksa pergi dari hatiku. 

Kata temanku banyak sekali yang datang di kehidupanku terutama masalah cinta. Mereka selalu mangatakan kalo si A, B, dan C pantas untukku. Namun mau dikata apabila kalau aku tidak mendapatkan "kenyamanan". Sungguh itu terasa sulit. Aku memang dekat dengan kaum adam, karena memang sebagian besar sahabatku laki-laki. Dan hal itu pula yang membuat kaum adam yang dekat denganku mengalami "cemburu". Aku selalu berusaha meyakinkan bahwa tidak akan ada apa-apa antara aku dan sahabatku. Apadaya mereka tak akan percaya. 

Haruskah pasangan kita menjadi jeruji untuk kita? Bukankah selalu orang-orang mengumbar janji "Aku percaya kamu". Lantas apalah arti kalimat itu?

Selalu saja aku dipusingkan dengan masalah hati. Apakah aku yang baper atau memang sudah dari sananya aku seperti ini?

Tapi sekarang takut, aku takut karena merasa nyaman dengannya, dengan keluarganya. Memang baru beberapa kali aku berkunjung ke rumahnya. Tapi aku merasa nyaman di sana. Aku merasa bisa bernafas, aku bisa mengingat memori masa kecilku. Tapi aku juga takut untuk kehilangan semua ini, kehilangan rasa nyaman ini karena di jembatani oleh istilah sahabat. 

Aku bukan jatuh cinta, tapi aku jatuh hati seperti kata ka Raisa. Rasa dimana berada di atas level jatuh cinta. Aku mulai mempunyai rasa ketergantungan padanya. Tiada hari tanpa ada berbalas kabar dengannya. Waktu pun terasa begitu cepat saat kami bercengkrama. 

Hal ini membuat aku merasa bingung bagaimana menanganinya. Semua masalahku aku bagi dengannya, tapi apakah masalah hati ini berani kusampaikan padanya. 

Hei kamu, aku tahu suatu saat kamu akan baca tulisan ini, tapi tak pernah ada kata penyesalan dihidupku karena disetiap langkah aku tahu akan ada rasa sesal. Dan kamu yang selalu bilang kapan pun aku butuh kamu, kamu akan ada 24 jam untuk aku. Jadi kamu itu ngerangkap jadi security yah? Hohoo abaikan kalimat itu. Aku memang selalu merepotkannya. Tapi entah sekarang aku ingin memberi jarak diantara kami. Bukan karena apa, tapi aku saat ini penarasan, apakah kamu lebih tertarik dengan ceritaku setiap hari atau mungkin ada yang lain. 

Tak pernah kuberhenti untuk bertanya padanya, banyak temannya yang selalu konsultasi masalah masing-masing setiap hari sabtu malam jam sebelas sampai selesai yang terkadang sampai subuh. Jadi kapan kamu punya waktu untuk memanjakan hatimu? Kapan kamu punya waktu untuk berbagi hari-harimu? Kapan kamu istirahat?

Hai rasa, jenis apakah kamu ini, kenapa kamu buat aku bingung seperti ini? Ya Tuhan, jangan biarkan aku untuk melukai hatiku lagi untuk kesekian kalinya. Aku sungguh merasa lelah, aku ingin bersandar pada seseorang calon Imamku.

Aku ingin kamu untuk mengiringiku menuju surga-Nya, apakah hal itu terasa begitu berlebihan untuk saat ini? Apakah aku bisa membuat benteng bak banteng Takeshi yang sulit ditembus? 

16 komentar:

  1. Sungguh ini dari hati, kalau begitu aku bersedia jadi imam. *gelar sajadah*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan sampai shalat subuh empat rakaat bang :))

      Hapus
    2. hahaa aziz langsung nyepik :D

      mukenahnya jangan lupa di pake ziz.

      Hapus
  2. Waaa terasa banget ini tulisan perempuan. Halus, ngena, sesuai dgn kondisi yg dialami banyak perempuan. hehee

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hohoo, tapi tak sehalus dan semulus ka Raisa *eh,
      makasih ka Rahayu commentnya :))

      Hapus
    2. Heheee sama-sama Nurul

      *dapat salam dari Raisa nih :D

      Hapus
  3. CIYEEE NURUL, CIYEEEE.
    Emang jatuh hati sama jatuh cinta beda, ya? Waduh. Gue nggak ngerti cinta-cintaan, sih. :p
    Hahaha. Baru main lagi nih ke blog lu. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. ITU CAPSLOCK JEBOL ya Yog?

      Beda lah Yog, jatuh hati itu lebih ngena deh pokoknya :))
      #soktau

      Hohoo baru ngepost lagi juga kan Yog, sering sering main lah :D

      Hapus
    2. Oh, gitu toh. Hahaha.

      Okeee, ditunggu tulisan lainnya. :)

      Hapus
  4. Hahahaha. Ditunggu posting berikutnya :)
    Mampir balik juga ya! jevonlevin.com

    BalasHapus
  5. Rasa apa yang menghinggap di hatinya ka Nurul? semoga yang manis rasanya..

    BalasHapus

Silakan saran dan koreksinya. Mulutmu adalah harimau mu, tulisanmu dalah pancaran hatimu