Takut Nyaman (Lagi)

10.45 Nurul Fitri 36 Comments

Mataku masih ingin dipejamkan, bahkan otakku masih belum tersadar dari tidur barusan. Hari ini aku ingin membagi kisahku lagi.

Seperti malam-malam sebelumnya yang selalu kuhabiskan untuk bercengkrama dengannya. Semua topik kami bahas sampai masalah lagu. Karena waktu yang sudah terburu-buru untuk berganti dan tak terasa pula aku selalu meningkalkan dia tidur duluan. Yang anehnya dia tak segera mematikan sambungan suara kami dan memutuskan mendengar suara tidurku. Sungguh aku tak tahu apakah aku mendengkur saat tidur?

Yang aku tahu kami merasa nyaman, tunggu, apa hanya aku yang merasa nyaman atau dia juga merasakan hal yang lain? Tapi untuk alasan apapun aku tahu dia menjadi dirinya sendiri saat berhadapan denganku. Sifatnya terasa seratus delapan puluh derajat berbeda jika kamu hanya mengenalnya di kelas.

Jujur, aku masih takut dengan jatuh cinta, tapi aku juga tak mampu mengelak perasaan ini. Apadaya aku hanya seorang perempuan yang sedang sendiri sekarang. Lantas apakah aku harus tetap mempertahankan egoku seperti batu karang? Sedangkan batu karang lambat laun akan terkikis oleh air laut.

Tapi mengapa semakin kami lalui hari, semakin ada perasaan yang sangat menunggu kabar darinya? Kenapa aku tak bisa berhenti untuk menatap layar alat komunikasi yang bernama handphone itu? Kenapa aku begitu bahagia hingga rasa kantuk yang menghinggapiku memudar karnanya?
Apakah perasaan ini sejenis dopping? Begitu banyak pertanyaan yang terbelesit di otakku. Hingga aku tak mampu berkonsentrasi dengan fikiranku. Bahkan saat aku merasa bahagia, dia adalah orang pertama yang aku beritahu.

Ya Tuhan, aku masih takut dengan sakit hati? Hal itu seperti momok yang selalu mengejarku. Fikiranku mulai berdebat dengan hatiku. Entahlah hal ini selalu terjadi dan buatku merasa pusing.

Di hari pertama puasa kuhabiskan di rumahnya. Karna aku memang ada janji dengan adiknya untuk bermain. Dan dihari itu kebetulan aku libur bekerja sehingga setelah bertanya padanya dan diiyakan. 

Semua keluarganya menerimaku dengan sangat baik. Aku masih ingat dengan perkataannya, "...perempuan pertama yang aku bawa ke rumah." Sebenarnya ada rasa bangga sebagai wanita karena aku orang pertama yang dikenalkan ke keluarganya (konteks teman kuliah). Bahkan yang ku tahu, pacarnya yang terdahulu belum pernah ke rumahnya. Jujur saja sebagai wanita akan merasa melayang-layang ke udara.

Sebagian besar waktu ku saat di sana adalah belajar bahasa Inggris dengan adiknya, karena aku memang menyukai pelajaran itu dan kebetulan adiknya mempunyai tugas rumah. Tak lama dia muncul dan ikut bergabung dengan kami bercanda dan menonton kartun. Aku memang menyukai kartun, karena ada imajinasi di sana, tidak seperti sinetron atau sejenis ftv yang menurutku saat ini semakin dewasa. 

Tinker Bell yang kami tonton telah usai, segera kami bertiga yaitu dia, adiknya dan aku menuju sebuah taman bermain di salah satu perumahan. Kebetulan taman sedang ramai, sehingga kami harus menunggu. Karena merasa bosan dan aku ingat bahwa handphone milikku tertinggal di mobil. Dia mau mengambilkannya dan tak lama adiknya membuntuti, katanya mau ambil mainannya. 

Sungguh terkejut saat aku tau yang dimaksud mainan dia adalah surprise untukku. Aku mendapatkan sebuah hadiah dari adiknya. Segera kubuka dan hwalaaaa boneka barbie kecil warna shocking pink sungguh cantik. Sungguh aku merasa terharu. Anak kelas 5 SD ini memberikan sebuah hadiah manis menurutku. Dia memintaku untuk memberi namanya Pretty. 

Akhirnya giliran kami menikmati salah satu wahana aku lupa namanya yang jelas itu adalah permainan yang di bagian tengahnya ada kemudi setir yang membuat kita menjadi pusing.
Waktu cepat sekali melangkah, segera kami putuskan untuk segera kembali ke rumah untuk berbuka puasa. 

Kami bergiliran membersihkan diri. Karena kebetulan aku baru saja menginap di tempat budhe dan membawa pakaian lebih jadi aku juga sempatkan untuk bersih-bersih. Setelah makan berbuka kami shalat berjamaah sampai shalat tarawih kami berjamaah karena berhubung adiknya minta seperti itu.

Selesai shalat kami banyak bercanda yang sharing. Kebetulan ada adiknya dia yang satu lagi. Rasanya aku bisa bernafas dan di hatiku terucap "keluarga". Yaa Tuhan, aku tidak salah kan berkata seperti ini? aku tidaklah berlebihan kan?".

Bahkan saat aku sedang menulis ini aku sedang menantikan kabarnya. Kebetulan dia juga sedang sakit, sama sepertiku sekarang. Kami sama-sama sedang flu. Bahkan tadi siang, salah satu teman kami ada yang menanyakan kenapa bisa kebetulan sekali kami sakit secara bersama-sama?

Beberapa hari yang lalu kami sempat membahas ini waktu hari pertama aku terkena flu. Kebetulan dia duluan yang sakit. Dan kata dia kenapa bisa aku ikut sakit karena ada ikatan emosional antara kami. Bukankah bila seorang perempuan manapun bisa salah mengartikan kalimat itu kalau dia sedang memiliki perasaan pada seorang pria?

Kebetulan hari ini kelas kami dosen mata kuliah terakhir izin karena sedang sakit. Yuhuuuu akhirnya aku baru saja dapat kabar darinya. Perasaan ini benar-benar bisa membuat lemas karena dia tanpa kabar. Jam 12 seharusnya kami sudah pulang.  Dan bahkan saat menulis paragraf ini aku sedang bercengkrama dengan sambungan telepon.
Tapi kami sekelas tidak bisa beranjak begitu saja karena masih harus menunggu hasil fotocopy tugas. 

Sekitar jam setengah satu, hasil fotocopy sudah di tangan. Satu per satu mulai meninggalkan kelas. Setelah beberapa saat ada diskusi antara pengurus kelas, kami memutuskan pulang. Tidak begitu dengan dia dan aku. Aku memutuskan untuk ke ruang administrasi dan ternyata antrian sangatlah panjang. Setelah berdiri bagaikan tiang yang cukup kokoh akhirnya giliranku untuk bertemu dengan adminnya. Seusai menyelesaikannya aku segera menuju parkiran dan kaget bahwa tidak bisa keluar, karena yang lain memang belumlah pulang. 

Kuputuskan untuk menghidupkan mesin dan menyalakan AC serta radio untuk menemaniku yang masih menunggu kedatangannya. Tak berapa lama dia segera masuk ke dalam mobil untuk menunggu adiknya yang belumlah pulang. Tadinya aku sudah mengagendakan karena pulang cepat untuk survey tempat berbuka puasa. Namun apa mau dikata karena tak bisa keluarkan kendaraan dan daerah Pondok Cabe yang sudah padat. 

Pembahasan mengenai tugas sampai ke permasalahanku, ya tepatnya. Memang benar aku selalu bercerita kepadanya. Dan saat ini adalah masalah aku ingin pulang kampung sendiri. Biasanya aku pulang bersama dengan budhe sekeluarga. Tapi tahun ini seperti yang sudah aku rencanakan ingin mengemudi sendiri. Ya tentunya banyak pihak yang menghawatirkan. DItambah tadi sore flu ku yang semakin mengganggu hingga aku terbatuk-batuk. Hal itu membuat tenggorokan dan kepalaku terasa pening. Hingga sejenak aku menutup mataku dan tertidur sebentar. Aku suka saat dia mengelus kepalaku, rasanya begitu nyaman. 

Hal itu tentu saja membuat dia tidak tega membiarkanku untuk pulang sendirian. Dia mengajak agar aku beristirahat sejenak dan lebih baik berbuka puasa di rumahnya. Tapi hal itu aku tolak dengan manis. Aku ingin berbuka di kost ku yang tercinta di kawasan Bendungan Hilir. Tempat yang terkenal dengan pusat jajanan ta'jil buka puasa di Jakarta.

Ya sebenarnya aku hanya membeli gorengan dan lontong. Tapi makanan itu terasa penuh sesak di dalam perut. Aku memang tidak begitu suka makan.

Menjelang buka dia kembali menyambangiku melalui sambungan suara. Kami kembali membicarakan perjalananku pulang tadi. Yang sebenarnya dia khawatir tentang perjalananku. Namun pembicaraan kami tak lama karena dia dan aku harus shalat tarawih. 

Sekitar jam setengah sebelas malam sampai tulisan ini di buat jam dua belas lewat empat puluh dua aku masih tersambung dengannya.


Inilah ceritaku hari ini. Memang terasa manis tapi aku juga takut akan sakit.





36 komentar:

  1. Kalau gak memulai kita gak akan tau hasilnya, kan?

    Jangan cuma menikmati momentnya. Tapi segera mungkin ambil tindakan. karena terkadang hal kecil bisa menjadi besar dan hal besar bisa menghilang begitu saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seketika hening loh,

      Benar, tapi masih takut untuk memulai, takut akan jatuh ke sekian kali 😔

      Hapus
    2. semakin takut maka sudah pasti semakin jauh dengan keberhasilan,

      orang tidak akan pernah tahu kalau api itu panas jika tidak menyentuhnya,.!

      Hapus
    3. Iya mba Devi, aku mau beraniin diri, gapi tetep kodrag wanita selalu 'menunggu'

      Hapus
    4. Aduh typo nya parah banget,

      Maksudnya, tapi tetep kodrat wanita kan harus selalu 'menunggu'

      Hapus
    5. dahulu Handphone merupakan barang mewah, tetapi sekarang sudah menjadi kebutuhan, itu tandanya yang dulu jangan disamakan dengan yang sekarang, dahulu kodrat wanita hanya menunggu dan terdiam, tetapi sekarang wanita bisa menjadi pemimpin, dan itu bukan menjadi masalah yang aneh dan riskan dimata lingkungan.

      prinsipnya adalah kalau tidak sekarang, kapan lagi kalau bukan kita siapa lagi, jadi kalau mbak menunggu dan dia juga menunggu, lalu siapa yang ditungu..?

      wadduh gue jadi kayak bu guru neh, hehe..!!

      Hapus
    6. Wiiihh mba Devi selain pinter design pinter berkata, bijak banget langsung terenyuh nih, siap bu guru Devi

      Udah di coba mba Devi, dan dia cuman masih nunggu saat yang tepat saat sudah 100% hatinya terukir namaku hohoo,

      Hapus
    7. biasanya sih karena pengalaman mbak, Devy juga pernah gagal dalam cinta, 2 kali lagi, jadi saat ini mau fokus kuliah dulu dech, terus kerja baru mikirin cowok, hehe..!!

      Memang sih semuanya itu harus diperhitungkan kedepannya, tetapi kan keraguan itulah sumber kegagalan, yang terpenting masih dalam area yang pantes dalam agama, tidak ada salahnya kita coba, karena memilih dan memilah tidak akan pernah menemukan yang cucok.

      betul gak sih, sok tahu deh gue..hehe..!!

      Hapus
    8. ternyata ohh ternyata....????
      ternyata mbak devy jago juga dalam masalah kosakata CINTA

      Hapus
    9. Iya mba Devy bener, ada waktunya semua itu kok hohoo, tetep semangat deh mba Dev.

      Hapus
  2. Aku iri . . aku iri lohhh . .
    sweet banget ceritanya . . tapi kenapa harus takut . .??
    Percaya aja sama dia, kalo emang dia baik menurutmu . .

    Tapi kalo masalah trauma percintaan masa lalu mah aku nggak bisa ngasih saran lebih sih . . aku sendiri sekarang juga ngalamin . .

    btw salam kenal yess . .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hemh gitu yah, haha masih "menunggu" juga.

      Oks salam kenal juga, thanks udah mampir

      Hapus
  3. huwaaa sweet banget ini. Kayaknya kalian sama-sama suka deh, tapi mungkin dia belum berani ngungkapkan itu.
    Moga cepet jadian ya, hehe...
    :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa sih ka Wulan kalo sweet?

      Hohoo iyah mungkin dia masih menimbang dengan benang *eh

      Di aamiinin aja ah yang kenceng

      Hapus
  4. rasa nyaman itu memang susah untuk di hilangkan, apalagi kalau kita sudah merasa nyaman dekat dengan orang tercinta :) rasanya tak ingin beranjak pergi :)

    ya ampun rasanya pengen banget kayak gitu, dekat dengan keluarga sang kekasih :') jadi terharu :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ka, dan susah banget bisa ketemu sama orang yang bikin nyaman.

      Masih temen ka, belum jadi kekasih #kode hohoo, iya Alhamdulillah keluarganya baik

      Hapus
  5. berdoa saja semoga ini bukan manis sesaat dan engga tersakiti :)

    BalasHapus
  6. Jangan takut keluar dari zona nyaman mba kalo ingin berubah :)

    BalasHapus
  7. Iya bener mas Hasan,

    Tapi bukannya kalo dalam hubungan harus ada nyaman?

    BalasHapus
  8. harus berapa lagi untuk menunggu mbak?
    bukankah Menunggu adalah hal yang paling menyebalkan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menunggu untuk waktu yang tidak diketahui,

      Tapi ada beberapa hal yang membuat menunggu itu terasa begitu menyenangkan saat selama menunggu dia beri semangat hohoo,

      Hapus
  9. Jika takut, coba saja dengan Saya. salam kenal

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saat ini udah enggak begitu takut karena dia juga mengatakan sebentar lagi, hanya butuh sedikit waktu lagi, :D

      Hai salam kenal juga

      Hapus
    2. ehemm...ehem....ada gebetan neh, hehe..!!
      padahal lagi menunggu, emang belum kasih jawaban kah mbak, secepat itu berpindah haluan ke Rohman,hehe..!! (just kidding)

      Hapus
    3. Omaigad, hohooo
      Aku kan setia sama penantian mba Dev, sulit menemukan rasa nyaman :D

      Hapus
  10. Aku berasa baca novel loh :3 dan cerita ini buatku iri huhuhu

    Sampai kapan mau melayani rasa takutnya? ntar kalo kelamaan dia nya capek nungguin :'3

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masa sih kayak novel? Ini gabungan aja yang ada di diary,
      Kenapa iri ka Anisah?

      Kayaknya dianya deh ka Anisah yang masih nunggu waktu yang tepat, kalau rasa takut ini mah udah terkikis sama perhatiannya.

      Hapus
  11. Kalau masih trauma atau masih ragu untuk menerima cinta yang baru mending sendiri dulu aja hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi obat trauma kan harus dilawan, disitu sempet bimbanh juga si.

      Hapus
  12. Padahal sudah baik loh cowoknya, keluarganya aja juga terbuka apa lagi adiknya. Bahkan flu aja barengan, ini pasti sebuah pertanda. Semoga kalian cepat jadian dan berjodoh ya..

    BalasHapus
  13. Jangan nunggu cowonya nembak mba, ga ada salahnya cewe yang nembak :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hohoho kalo itu mah belum ada keberanian 0.o

      Hapus

Silakan saran dan koreksinya. Mulutmu adalah harimau mu, tulisanmu dalah pancaran hatimu